Friday, June 17, 2011

Dari Film Ekspedisi Zamrud Khatulistiwa (1): Brrrm, Edan!

Duet Farid Gaban dan Ahmad Yunus, berkeliling Indonesia, mengunjungi pulau-pulau terluar dengan bersepeda motor. Sepuluh bulan habis di jalan. "Edan!"

Menjelang dimulainya acara, sekitar pukul 19.00 WIB, Sabtu, 18 Juni 2011, aula lantai 2 Joglo Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Pleburan, masih sepi. Hanya beberapa undangan yang datang ditambah panitia, yakni LPM Manunggal Undip dan AJI Kota Semarang. Padahal saat itu, pelaku ekspedisi, Farid Gaban, telah siap.


Beberapa menit kemudian, rombongan undangan datang secara bergelombang. Dan, ketika acara nonton bareng film berdurasi 40 menit itu, ruangan telah dipenuhi undangan, mulai mahasiswa, jurnalis, aktivis LSM hingga akademisi. Lampu dimatikan, dan layar mulai menampilkan kisah perjalanan dalam ekspedisi tersebut.

Film diawali dengan gambaran persiapan Farid dan Yunus sebelum berangkat ekspedisi. Mengecek sepeda motor, berkemas, dan berpamitan dengan beberapa kolega. Lalu sepeda motor mulai bergerak dari Jakarta menuju penyeberangan Merak, melintasi kemacetan, dan akhirnya sampai di Sumatera.

Brrm, brrmm! Sepeda motor Farid Gaban melaju di jalan berbukit terjal. Ia hampir jatuh. Seperti mengela napas, ia berhenti, membuka helm, dan berkata sambil tersenyum kecut," Edan!". Penonton film tertawa melihat ekspresi dan pernyataan itu.

"Itu jalan hampir saja nggak bisa dilewati, tapi terpaksa harus diambil karena itu jalan satu-satunya. Itu di Lampung," kata Farid mengklarifikasi pernyataannya setelah film berakhir.

Ada banyak scene menarik di film tersebut. Bukan hanya perjalanan duo itu, melainkan tempat-tempat yang jarang terungkap di media. Terutama kawasan-kawasan pelosok. Dan, malam itu, Farid berbagi tentang hal itu.

Farid merupakan mantan wartawan di sejumlah media. Ia pernah menjadi Redaktur Pelaksana Majalah Tempo, meliput perang Bosnia saat di Republika, dan mendirikan Yayasan Pena Indonesia. Yunus berlatar belakang serupa. Ia pernah menjadi editor di Majalah PANTAU, kontributor Detikcom di Bandung, dan Majalah Playboy.


No comments: